Tips Migrasi ke Linux


Marhaban ya Ramadhan.. Sebelumnya saya mau mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa bagi yang menunaikan..

Untuk edisi Ramadhan kali ini saya ingin sedikit berbagi Tips Migrasi ke Linux, untuk yang ingin  Bermigrasi ke Linux atau yang hanya sekedar ingin mencicipi gimana sih Linux mumpung bulan puasa, saatnya program bajakan kita buang dan beralih ke Open Source iya nggak..?? apa pun alasan anda menggunakan Linux entah hanya untuk sekedar coba-coba atau sudah bertekad bulat untuk bermgrasi atau mungkin ingin mencoba dual boot dulu, entah Anda datang dari dunia MS-Windows® atau Mac OS®, saya ucapkan selamat datang di dunia Open Source Linux.

1. Pilih distro yg tepat.
Tentu saja memilih distro yang tepat adalah hal pertama yang harus anda putuskan. Pilihlah distro yang memiliki dukungan (support) lebih baik karena kita tidak ingin saat sudah begitu familiar dgn distro tertentu lalu ditengah jalan dukungan untuk distro itu malah dihentikan. Atau pilihlah distro yang sudah memiliki ‘nama besar’ dan banyak dipakai oleh orang lain. Jangan pilih distro yang dirilis untuk kebutuhan tertentu (misalnya sebagai firewall, router, dsb) kecuali itulah tujuan anda memakai Linux. Jika anda benar seorang ‘newbie’ maka pilihlah distro Ubuntu, karena banyak yang mengatakan bahwa Ubuntu lebih user-friendly dan lebih mudah. Disamping itu, sepertinya distro ini memiliki dukungan yang baik (rilis setiap 6 bln sekali dan garansi untuk tetap selalu ‘free’). Jika anda termasuk ‘newbie’ yang suka petualangan, maka pilihlah diantara Mandriva®, Fedora Core®, openSUSE® atau Debian. Slackware tidak masuk ke dalam daftar, karena distro ini sepertinya masih dianggap sulit oleh ‘newbie’. Dan satu hal yang ditekankan disini adalah “tetaplah pada distro yang anda sukai”. Usahakan jangan berpindah-pindah distro, karena akan membutuhkan waktu beradaptasi lagi, kecuali hanya untuk sekedar mencoba.

2.Pastikan anda mengerti tentang pembagian partisi.
Dulu hal ini menjadi kesulitan awal bagi ‘newbie’ yang mencoba memasang Linux. Pastikan anda memiliki partisi kosong di dalam harddisk, dan serahkan prosesnya kepada instaler Linux. atau anda bisa melakukan konfigurasi manual sesuai selera anda.

3. Install semua aplikasi standar yang anda butuhkan.
OK, Linux anda sudah bisa bekerja, dan xserver (mode grafis) juga sudah terintegrasi, tidak masalah apakah GNOME atau KDE yang anda pilih sebagai desktop anda, tapi yang jelas install semua aplikasi yang kiranya anda butuhkan spt office dan multimedia, sehingga anda bisa mulai melepaskan ketergantungan dari aplikasi yang ada pada OS sebelumnya.

4. Selalu buka ‘terminal/shell’ di desktop anda.
Walaupun anda terbiasa dgn desktop grafis janganlah terpaku pada tampilan grafis saja, disarankan untuk selalu membuka ’shell’. Kelak jika sudah familiar, anda akan lebih sering melakukan administrasi sistem melalui layar ’shell’ ini.

5. Kenali file-sistem Linux.
Mulailah meng-eksplorasi file sistem Linux, terserah apakah anda memakai file browser dlm mode grafis (nautilus/konqueror, dsb) atau melalui ‘terminal/shell’. Kenali dimana sistem anda meletakkan semua kofigurasinya dan lain sebagainya. Melalui shell, anda dapat memakai midnight commander untuk eksplorasi file sistem.

6. Kenali bagaimana Linux anda mengatur semua paket aplikasinya.
Tiap distro memiliki pendekatan yang berbeda tentang bagaimana mengatur (manajemen) semua paket aplikasinya. Belajarlah untuk terbiasa dan menguasainya, sehingga anda tak akan kesulitan dalam bongkar-pasang aplikasi kelak.

7. Belajar instalasi program melalui file source.
Tidak semua aplikasi ada dalam distro anda. Pada saat anda membutuhkan aplikasi tertentu, tetapi tidak menemukannya di dalam distro anda, maka satu-satunya jalan yang mungkin adalah menginstall dengan cara kompilasi file source. Aplikasi dalam Linux memiliki ‘ketergantungan’ satu sama lain, maka pahami juga setiap ‘ketergantungan’ yang dibutuhkan oleh aplikasi yang hendak anda install melalui file source ini. Tidak hanya itu, kadangkala versi kernel, versi library dan versi program lain yang dibutuhkan itu tidaklah sesuai dengan yang diharapkan oleh ‘file soure’ yang hendak dikompilasi. Maka pastikan dulu semua ketergantungannnya sudah terpenuhi, maka proses kompilasi baru akan berhasil.

8. Baca buku “Rute User’s Tutorial and Exposition (RUTE)”.
Jika distro anda menyediakan dokumentasi e-book yang namanya RUTE ini, maka install dan bacalah. RUTE merupakan manual yang dirancang untuk user ‘newbie’ sampai tingkat ‘intermediate’. Sebagian besar topiknya adalah administrasi sistem, namun masih banyak lagi yang lainnya, dirancang sedemikian agar kita mulai membacanya dari awal buku. Sayang sekali bahwa e-book ini memakai bahasa Inggris dan tidak ada terjemahan ke bahasa Indonesia

9. Instalasi hardware lain yang anda miliki.
Install printer, webcam, scanner atau kamera digital yang anda miliki dgn Linux. Tidak seperti di dunia MS-Windows®, dimana vendor hardware biasanya sudah menyertakan CD driver untuk instalasinya, maka di Linux hampir sebagian besar hardware diinstall dgn cara manual. Kabar baiknya adalah, hampir sebagian besar pula hardware sudah mampu dikenali Linux, yang kita perlukan hanyalah mengaktifkan ‘modul’ driver yang tepat (dan inipun biasanya otomatis dilakukan oleh Linux asal hardware anda bukan produk terbaru dan di minggu/bulan ini.

Nah, untuk menambah pengetahuan seputar Linux dan Open Source bergabunglah di komunitas Linux di daerah anda atau sering mencari refrensi di internet.. Good Luck!

Cah Pringgoboyo #linux